Akhir pekan lalu akhirnya saya baru bisa mewujudkan rencana travelling saya ke Paris. Walaupun hanya dua hari (17-18 Maret) tapi saya senang karena bisa mengunjungi banyak tempat dengan bebas. Saya travelling kesana sendiri.
Perjalanan Rotterdam – Paris pulang pergi saya lalui dengan naik bus (Flixbus). Lama perjalanan sekitar 6 jam. Saya berangkat dari Rotterdam hari Kamis pagi (17 Maret) pukul 07.40, jadi saya harus bangun pagi sekali dan mempersiapkan semua barang (termasuk passport). Pagi itu sangat sulit buat saya untuk bangun karena malam sebelumnya entah kenapa saya sulit tidur, dan baru bisa tidur sekitar jam 3 pagi. Karena telat bangun, saya tidak sempat lagi sarapan, tapi untung saja masih ada beberapa sisa wafer cokelat yang bisa saya makan saat perjalanan.
Perjalanan naik bus 6 jam bukanlah waktu yang singkat, termasuk bagi saya. Walaupun kurang tidur, tapi diperjalanan saya bisa dibilang tidak tidur. Saya selalu kesulitan tertidur saat dalam perjalanan. Bus sempat singgah di Belgia untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Hari Pertama (Arc de Triomphe, Eiffel)
Sampai di terminal bus Porte Maillot, Paris, saya jalan-jalan keliling beberapa jam, sambil menunggu tuan rumah tempat menginap saya pulang. Saya sendiri tidak tahu arah kemana saya harus pergi, hanya mengandalkan insting, rasa penasaran dan rasa sok tahu soal Paris. Bodohnya, saya tidak punya peta Paris, dan sialnya, saya tidak bisa menggunakan paket data saya disana. Jadi, saat itu, saya benar-benar hanya mengandalkan keberanian dan hal-hal yang tadi saya bilang itu.
Perut lapar, jalan terus. Saya berusaha mencari tempat makan, tapi tidak menemukan warung yang sesuai harapan saya, yang menyediakan makanan halal dengan harga murah. Jadi, untuk sementara makan ditunda dulu. Jalan kaki lanjut terus.
Entah lewat jalan mana saja, tapi samar-samar dari kejauhan, dari jalanan yang agak menanjak, saya melihat sebuah bangunan besar berbentuk segi empat. Sepertinya cukup familiar, sering lihat di internet, dan pernah melihat bangunan serupa di Kediri. Bangunan itu adalah Arc de Triomphe. Subhanallaah, indah sekali bangunan itu. Tinggi, besar, berwarna putih, dipenuhi ukiran, dan letaknya di focal point kota Paris. Ini adalah satu dari beberapa hal yang membuat saya terkesima dan membuat saya sedikit terharu saat di Paris.
Kenapa saya merasa terharu (sungguh!)? Karena sebelumnya saya sama sekali, sekali lagi, sama sekali pernah membayangkan bahwa saya akan melihat langsung bangunan megah ini. Pun, saya pernah melihat bangunan serupa di kediri saja, saya sudah merasa sangat kagum, apalagi melihat bangunan aslinya di Paris. Dan itu secara tidak sengaja. Mungkin Tuhan sengaja menuntun saya dalam ketersesatan untuk sampai kesana. Sebelumnya, saya sendiri tidak tahu sedang berjalan kearah mana.
Lebih lanjut, Arc de Triomphe ini dulunya hanya sebatas imajinasi saja buat saya. Bangunan ini sering disebut-sebut oleh dosen-dosen saya di Rancang Kota ITB tentang cerita, keindahan dan segala hal tentangnya. Dan saya hanya mendengarkan begitu saja, sambil bergumam dalam hati bahwa seelok apapun cara dosen-dosen saya menceritakan tentang bangunan ini, saya tidak akan mungkin pernah melihat bangunan ini. Tapi, entahlah, Tuhan berkata lain, dan saya benar-benar datang dan bisa melihat langsung bangunan ini.
Eiffel
Setelah berhenti sejenak menikmati keindahan Arc de Triomphe dan mengambil beberapa gambarnya, perjalanan saya lanjutkan kearah yang juga tidak menentu. Beberapa jalan sempat saya lalui, termasuk Champs-Elysees, yang juga sering disebut-sebut oleh pengajar-pengajar saya sebelumnya. Dan benar, bahwa tata letak dan rancang kota Paris itu sangat indah.
Pandangan saya alihkan ke beberapa tempat sambil mencari sesuatu untuk didatangi. Tidak sengaja saya melihat satu bayangan dibalik bangunan-bangunan tinggi disekitar Arc de Triomphe. Dan saya tahu, kalau kesana lah saya akan pergi. Saya akan berjalan kaki ke menara Eiffel.
Saya hanya berjalan mengikuti arah letak menara itu, tidak peduli lewat jalan apa. dan sekitar setengah jam lamanya jalan kaki, akhirnya sampai juga disana. Rasa kagum saya terhadap menara ini tidak kalah dengan rasa kagum saya kepada Arc de Triomphe. Dua-duanya sangat indah, lebih indah daripada cerita banyak orang. Keindahannya lebih terasa karena bisa melihatnya secara langsung.
Beruntung, karena saat saya kesana, cuaca sangat bersahabat, cerah, dan anginnya tidak sedingin di Rotterdam. Semua orang menikmati pemandangan yang luas dan indah dengan menara Eiffel sebagai pusat perhatiannya ini. Saya sangat bersyukur bisa melihatnya secara langsung.
Saya sempat berjalan-jalan ke beberapa titik disekitar Eiffel, sambil mencari makanan. Tapi tidak satu pun tempat yang menjajakan makanan yang saya inginkan. Saya memutuskan untuk membeli biskuit coklat dan memakannya di taman di sekitar menar Eiffel. Dan hari semakin sore.
Setelah selesai makan biskuit, saya kembali berjalan-jalan menikmati pemandangan menara Eiffel dari beberapa titik berbeda, dan akhirnya sampai di Jardins du Trocadero. Disinilah tempat yang menurut saya sempurna untuk melihat menara Eiffel. Saat itu sudah menjelang sunset, dan perlahan warna langit di kejauhan berubah menjadi warna magenta. Itu adalah salah satu sunset terindah yang pernah saya lihat seumur hidup saya. Indah sekali.
Walaupun sangat menikmati pemandangannya, saya tidak bisa berlama-lama disana. Saya harus segera ke daerah sekitar Rueilly Diderot tempat dimana saya menginap selama semalam. Saya menyewa tempat ini dengan menggunakan AirBnB, harganya relatif murah (30 Euro) dan cukup nyaman. Pemilik apartemennya juga sangat baik, dan kami sempat bercerita banyak hal.
Apakah flix bus melewAti jalan2 yg indah? Apa aman naik flix bus? Pernah berhenti untuk istirahat atau jalan terus sampai tujuan?
Waktu saya ke Paris dari Rotterdam, perjalanannya juga lewat jalan yang pemandangannya indah, walaupun tidak semua. Kalau aman, sejauh ini setelah beberapa kali menggunakan Flixbus, aman-aman saja.
Kalau berhenti iya, tapi biasanya hanya untuk isi bahan bakar, dan paling lama berhentinya cuma sekitar 5-10 menit.