Nasi, telur dadar dua butir tanpa garam, daun rucola, dikali tiga dalam sehari. Setelah rutin makan seperti itu, saya sadar kalau saya tidak jago memasak. Saya juga belum sempat meluangkan waktu untuk bereksperimen memasak masakan Indonesia, sedikit khawatir kalau baunya mengganggu flatmates saya yang keduanya bukan orang Asia.
Kembali ke menu tadi, mungkin ada yang bertanya, apa saya tidak bosan dengan menu seperti itu? Alhamdulillah belum 🙂 saya bersyukur dengan menu seperti itu, karbohidrat ada (bahkan bisa dibilang banyak), protein ada (dari telur) dan sayur juga ada (daun rucola). Setidaknya kebutuhan nutrisi tubuh saya sudah terpenuhi. Ini jauh lebih baik daripada roti tawar ditambah selai kacang/coklat plus keju yang pernah menjadi makanan sehari-hari saya sebulan yang lalu. Sekitar seminggu lebih seperti itu, dan rasanya badan saya lemas, dan seperti hilang selera makan. I am not joking!
Untuk buah, biasanya saya makan anggur, beli di pasar “tradisional” di Blaak setiap hari Sabtu. Kalau beruntung bisa dapat buah anggur yang sangat manis, kalau sedikit kurang beruntung, yah dapat anggur yang masam. Tapi, Alhamdulillaah hari ini saya dapat anggur yang manis. Sangat manis. Saya beli dua box, Insha Allah cukup sampai besok 😀
Untuk menyempurnakan si 4 sehat 5 sempurna yang melegenda itu, saya juga minum susu. Saya beli susu Halfvolle Melk yang harganya hampir dua Euro per kemasan. Sedikit lebih mahal dengan susu dalam kemasan plastik yang isinya lebih dari satu liter (lupa mereknya). Harga si halfvolle melk tadi memang lebih mahal sedikit, karena kualitasnya memang lebih baik dan lebih sehat. Sebelumnya saya pernah beli susu kemasan plastik yang lebih murah tadi itu, tapi saya rasa tidak cocok dengan saya. Saya mengalami masalah pencernaan setiap habis minum susu itu. Not a funny story, though.
Si susu halfvolle melk ini kadang saya minum, dan kadang saya tambahkan choco flakes. Lumayan untuk menunda rasa lapar, apalagi kalau lebih dari satu mangkok (which is selalu saya lakukan).
So, itulah menu saya dalam dua minggu belakangan ini. Memang tidak seenak masakan mama, tapi setidaknya cukup untuk kebutuhan gizi saya, dan semuanya hasil masakan saya sendiri (dibantu rice cooker tentu saja).
Oh iya, kadang saya juga makan makanan enak yang berbumbu, dan gratis pula. Makan di ISR, di Schiekade, setiap Sabtu malam, setelah pengajian. Yah, jadi begitu lah malam minggu saya kalau keluar dari flat.
Alhamdulillah ada komunitas muslim Indonesia yang ibu-ibunya dengan suka rela memasak dan menghidangkannya gratis kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti saya contohnya. Yang jauh dari keluarga, dan belum berkeluarga ini.
Oraik oraik oraik, sekian sedikit cerita saya soal menu makanan saya yang sederhana ini. Kiranya, ada yang bersedia menyediakan makanan halal dengan harga terjangkau atau bahkan gratis, silahkan hubungi saya lewat contact form di blog ini, atau di comment box saja.
Oh, stupid me, of course there will be no one invite me to have such meal. Because nobody reads this post. 😀
Selamat malam minggu, diriku.