Menu
Foto-Menara-Eiffel

No Instagram & No Facebook

What’s up, blog?

Sudah hampir setahun setelah saya terakhir kali menulis artikel diblog saya ini, dan tentu saja selalu ada keinginan untuk kembali menulis.

So, let’s get to the point

Instagram and Facebook.

I have deleted my personal account on both social medias.

Ya, saya telah menghapus akun pribadi saya dari kedua media sosial tersebut.

Sejak kapan?

Kira-kira sejak bulan September/Oktober 2018 (hampir 2 tahun)

Mengapa?

I just didn’t see any benefit of using those social medias.

Saya tidak punya alasan kenapa saya ingin/harus menggunakan Instagram dan Facebook untuk akun pribadi saya.

Apa yang muncul di feed sudah bukan lagi hal-hal yang menarik, malah cenderung menyesatkan (terutama di Facebook).

Selain itu, hal major yang bikin saya tidak tertarik lagi menggunakan Facebook sejak 2018 adalah skandal Cambridge Analytica, dimana secara masif terjadi penyalahgunaan data pengguna oleh suatu aplikasi, yang Facebook sendiri kelihatannya tidak melakukan effort maksimal untuk mencegahnya, and so on and so forth.

Pelanggaran privacy pengguna semacam itu bukanlah hal yang menyenangkan, meskipun kamu salah satu pengguna yang pernah menikmati media sosial tersebut.

Bagaimana dengan instagram?

Kurang lebih sama dengan Facebook, tapi saya lebih dulu menutup akun personal instagram saya sekitar sebulan lebih awal (sekitar Agustus 2018)

Dulu Instagram adalah “tempat” yang menarik untuk mencari inspirasi untuk fotografi. Tapi lama kelamaan menjadi tempat yang penuh dengan aksi “show off” yang manipulatif.

And it’s just getting more fake than ever.

Rasanya bikin makin malas membuka akun personal instagram saya.

Will I go back using IG and FB again?

Using it for personal use? To be honest, I don’t have plan to do so.

Me

Mungkin saya akan kembali menggunakan FB dan IG hanya untuk keperluan bisnis.

Menggunakan FB dan IG lagi akan menyita banyak waktu, padahal satu aplikasi lain dalam keluarga besar Facebook yaitu WhatsApp sudah banyak memakan waktu.

Bukan hanya untuk keperluan komunikasi dengan teman dan kelaurga, tapi WA ini juga sudah menjadi tool wajib dalam pekerjaan yang menyita banyak waktu, which is something uncool.

That’s it.

Tulisan pertama dalam setahun terakhir saya di blog ini.

Setelah berminggu-minggu mengendap sebagai draft.

Cheers.

Share the Post
Rizqi Fahma
Rizqi Fahma

I read, I write, I bike, I swim, but I don't smoke.

5 Comments

  1. Saya juga sekarang pakai Facebook karena kerjaan doang sih. Hehe. Kalau enggak mungkin diapus juga. Sebetulnya udah gak main Facebook juga udah lama, sejak 2011. Cuman karena kerjaan, akhirnya jadi bikin lagi deh tuh dan dipake sampe sekarang. Teman-temannya sekarang lebih dibatasi ke orang-orang yang beneran dikenal aja.

  2. Eh nulis lagi nih! Aku gak punya facebook sejak dulu wkwk kayanya kamu dah tau ya dan… masih main instagram karena masih suka jepret2, dan nulis di sana šŸ˜€

  3. Dua hal yang bikin saya tetap di FB, pertama, ada teman-teman kuliah di Jepang yang saya tetap ingin menjaga hubungan baik dengan mereka yang sayangnya mereka tidak punya blog pribadi. Kedua, dan ini ngga kalah pentingnya, saya kadang lupa nama orang. Ketika ketemu di jalan, ada yang manggil nama saya, sedangkan saya lupa nama dia, jadi akward. Dengan berteman di FB peluang saya menghafal nama akan lebih besar šŸ˜€

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.