Baru kali ini flat saya terasa sepi. Hanya ada saya sendiri disini, kedua flatmates saya pulang ke negaranya masing-masing. Fritz* pulang ke Jerman dan Carl* pulang ke Inggris, Rizqi tidak pulang ke Indonesia, dan tidak kemana-mana.
Semua orang kelihatannya pulang dan banyak juga yang pergi untuk liburan winter, entah di Eropa atau di negara belahan dunia yang lainnya. Setiap hari saat keluar flat pasti ada orang-orang yang membawa koper untuk pulang ataupun berlibur. Student housing 15 lantai ini pun rasanya kosong. Dan rasanya sepi sekali.
Bar, food plaza, dan supermarket di kampus yang biasanya ramai oleh mahasiswa hari Senin ini kelihatan nyaris tidak ada aktifitas.
Kembali ke flat, biasanya suasana flat cukup ramai. Biasanya si Carl memutar musik dari speakernya yang bisa kami dengar walaupun berada di kamar dan dalam pintu yang tertutup. Hari ini tidak ada sama sekali. Untungnya saya juga punya speaker, jadi setidaknya tidak terlalu sunyi dan mencekam.
Apa lagi ya? Oh iya, biasanya dapur juga lebih hidup karena si Carl rajin memasak (untuk dirinya sendiri tentu saja) ataupun mencuci piring. Kali ini hanya saya sendiri, dapur dikuasai saya, tempat cuci piring juga bebas saya pakai.
Lalu bagaimana dengan si Fritz? Fritz sendiri jarang menggunakan dapur apalagi tempat cuci piringnya. Mungkin dia makan diluar, ataupun beli nasi bungkus lalu makan di kamarnya sendiri (just a joke).
Kami bertiga sebenarnya jarang berbincang-bincang. Hanya sesekali kalau berpapasan di jalan ataupun di area kitchen. Tapi bukan berarti kami tidak kenal satu sama lain. Mungkin karena sibuk dengan urusan masing-masing jadi jarang ada komunikasi diantara kami. You know, mungkin karena budaya individualistis yang cukup kental di benua ini.
Sepi sekali disini, hanya ada saya, suara speaker saya, dan desiran angin dari luar jendela yang cukup kencang. Sepertinya ini akan berlangsung sampai dua minggu kedepan.
Selamat berlibur bagi anda yang menyelenggarakannya 🙂
*bukan nama sebenarnya
