Selamat datang ramadhan, bulan yang penuh berkah
Bulan ramadhan kembali datang menyapa kita, diawal bulan Agustus ini tepatnya. Ramadhan kali ini kurang lebih sama dengan ramadhan-ramadhan yang sebelumnya (dalam hal cuaca) yang cukup panas, disertai dengan angin barubu yang berhembus. Banyak pengalaman menarik selama bulan ramadhan yang pernah saya lalui. Salah satu yang paling berkesan adalah ramadhan pertama saat kuliah, dimana saya lewati tidak bersama dengan orang tua. Sedikit sedih juga, tapi tidak terlampau sedih mengingat saya sendiri ingin merasakan bagaimana ramadhan tidak bersama dengan keluarga. Hitung-hitung sebagai salah satu cara untuk persiapan, siapa tau nanti hidup jauh dari orang tua, jauh ditanah rantau sana. 🙂
Kurang rasanya, bahkan sangat kurang kalau ramadhan tidak pergi terawih. Ibadah shalat sunnat ini adalah salah satu ibadah yang sangat berkesan selama bulan suci ramadhan. Waktu terawih bukan hanya dimanfaatkan untuk beribadah, tapi bagi anak-anak waktu terawih adalah waktu bermain tambahan. Dimana banyak anak-anak yang berkeliaran diluar mesjid selama waktu terawih. Mainnya macam-macam, ada yang lari-lari, main sembunyi-sembunyi, ada juga yang lebih ekstrim, main petasan. Yang ini sangat dilarang untuk dimainkan.
Bagi remaja, waktu terawih juga dimanfaatkan dalam berbagai cara, ada yang memang memanfaatkannya untuk beribadah, dan ada juga yang memanfaatkannya untuk hal-hal lain, seperti jalan-jalan, main-main dan lain-lain 🙂 Dan alhamduillah, saya lebih memanfaatkan waktu terawih untuk beribadah. Dan memilih untuk tetap tinggal didalam mesjid selama waktu ceramah. Tinggal diluar mesjid selama ceramah berlangsung buat saya tidak perlu dilakukan sering-sering. Sekali-sekali boleh lah, kalau mau buang air kecil, atau merasa kurang enak karena terlalu lama duduk.
Tidak ada petasan, bukan ramadhan?
Wah, kalau yang ini jangan dibiasakan dan sebaiknya ditinggalkan saja. Pak Polisi sudah terang-terang memberitahukan bahwa segala hal yang berbau petasan, dalam hal ini: bagi yang memainkan, menjual, mengedarkan, membuat, menyimpan petasan dapat dikenai sanksi oleh pihak berwajib. Bukan main menjengkelkannya saat shalat ada petasan yang meletus.
Heran juga melihat kebiasaan masyarakat yang belakangan ini sering meledakkan petasan sebagai wujud memperingati sesuatu, apakah itu hari-hari besar atau perayaan lainnya. Belum masuk puasa pertama, petasan sudah banyak diledakkan. Sangat mengganggu! Mudah-mudahan aparat berwajib padat segera menangani masalah ini. Jangan sampai ini menjadi tradisi, mengingat banyaknya dampak buruk dari petasan ini. Banyak kebakaran, luka bakar, dan kejadian tidak diinginkan lainnya yang terjadi akibat petasan. Kenapa tidak bakar petasan dalam air saja! 🙂