Masih lebih suka Windows 7
Beberapa minggu yang lalu mama saya membeli sebuah notebook Sony Vaio dengan OS (Operating System) bawaan Windows 8. Tampilan interface nya memang lebih cantik dari pendahulunya. Tapi, menurut saya tampilan windows 8 yang kotak-kotak ini lebih cocok untuk tablet dibanding untuk notebook yang tidak menggunakan layar sentuh. Notebook yang dibeli mama saya ini sempat diinstalklan beberapa aplikasi, seperti Ms Office, dan aplikasi-aplikasi standar lain. Saya pikir cukup untuk penggunaan mama saya yang paling hanya menggunakan aplikasi Office saja. 🙂
Beberapa waktu kemudian ditempat terpisah, mama saya mencoba untuk mempelajari bagaimana menggunakan notebooknya. Saya yakin beliau pasti kebingunangan, karena banyak hal yang berbeda dari windows 8 dengan windows yang pernah beliau gunakan, seperti windows 7. Dan masalah mulai muncul. Mama saya tidak tahu bagaimana cara mematikan notebooknya.
Ketika dihubungi, saya mencoba memberitahu kalau untuk mematikan, cukup dengan menekan tombol start, dan mencari tombol shut down. Dan tidak ketemu! Ternyata memang tidak segampang menggunakan Windows 7. Karena tidak bisa dimatikan, notebook pun dibiarkan begitu saja sampai mati sendiri.
Tidak berhenti sampai disitu, masalah lain juga muncul. Kalau yang tadi masalahnya hanya soal bagaimana mematikan si notebook, kali ini masalahnya muncul ketika si notebook direstart otomatis setelah melakukan update. And boom… hanya layar gelap dan blank yang muncul setelah loading VAIO. Perasaan saya jadi makin tidak enak. Berulang kali dimatikan, dinyalakan, notebook mama saya tidak bisa melakukan proses booting. Akhirnya benda ini pun saya bawa ke service center nya.
Dan si notebook akhirnya kembali ke standar pabriknya. Tidak ada aplikasi yang terinstall kecuali aplikasi default dari pabrik. Tapi, tidak apa-apa, karena OS nya tetap resmi. Saya coba tanyakan kepada Customer Service Sony, katanya memang agak sulit mematikan windows 8 ini, karena tombol mematikannya juga susah didapat. Untuk menemukannya, kita harus me-scroll layar sampai ke bagian kanan, sampai muncul icon jendela, setting, share, dan lain-lain. Dan itu pun sangat sensitif dengan pergerakan cursor mouse. Jadi kadang harus mengulang beberapa kali untuk betul-betul menemukan tombol shut downnya.
Kembali ke cara kuno
Karena untuk mematikan dengan menemukan tombol shut down lebih sulit, maka saya menganjurkan ibu saya untuk menekan tombol Alt+F4 saja dan memilih menu “Shut Down” untuk mematikannya. Cara ini memang sedikit radikal, tapi sederhana.
Terlepas dari perbedaan-perbedaan Windows 8 yang meyulitkan pengguna ini, OS ini juga punya kelebihan yang harus saya akui, yaitu kecepatannya. Loading time booting nya cukup cepat. Dan saya suka itu. Kesimpulannya, windows 8 ini masih belum saya suka secara keseluruhan. Dari sisi interface, memang tapmilannya lebih cantik, tapi untuk User Experiencenya masih agak membingungkan bagi newbie.
Dan satu lagi, sepertinya Windows 8 ini idealnya kalau terhubung ke internet. Beberapa aplikasi tidak bisa digunakan tanpa koneksi internet. Dan bagi kita yang tidak punya akses internet memadai, hal ini tentu saja menjengkelkan.
Kemaren mau beli lepi baru juga nunggu windows 8 muncul dulu. Setelah coba-coba di stand pameran, jadi g pengen beli
Loh, kok nggak jadi beli?
tp orang hebih dgn windows 8
Yup, memang lagi heboh-hebohnya Win 8 ini. Tapi sejauh ini, setelah coba langsung, saya masih belum suka. Hehehehe…
sip terima kasih Gan…