Safari ketiga
Safari Ramadhan saya kali ini saya lakukan di Masjid Ramlie Musofa yang terletak pas di depan Danau Sunter, Jakarta Utara. Alamat lengkap berdasarkan Google Maps adalah Jalan Danau Sunter Raya Selatan Blok I / 10 No.12C – 14A, RT.13/RW.16, Sunter Agung, Kec. Tj. Priok, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14350.
Sebelumnya saya sudah melakukan safari Ramadhan di dua masjid yang berbeda di Masjid Istiqlal dan Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri, Depok.
Mengapa masjid ini?
Tadinya saya juga masih belum punya ide mau kemana untuk safari Ramadhan hari ini. Kalau di safari sebelumnya saya sudah tau mau kemana, dan memang kedua masjid tersebut (Istiqlal dan Masjid Dian Al Mahri) adalah pilihan yang mudah dalam to visit list untuk safari Ramadhan saya. Sore ini karena saya belum punya ide mau kemana, maka saya memutuskan untuk googling dengan keyword “masjid yang cantik di Jakarta,” dan salah satu masjid yang selalu muncul dalam halaman yang disarankan oleh Google adalah masjid Ramlie Musofa.
Kalau sebelumnya masjid Dian Al Mahri saya memang belum pernah kesana, untuk masjid Ramlie Musofa ini sudah tidak begitu asing bagi saya, karena sudah sempat beberapa kali lewat didepannya. Setiap melintas didepannya saya memang meniatkan untuk suatu saat nanti akan solat di masjid ini, dan Alhamdulillah hari ini adalah saatnya.
Berangkat!
Berhubung karena waktu solat ashar sudah lewat, dan saya juga sudah mendirikannya di masjid yang tidak jauh dari tempat tinggal saya, saya berniat untuk setidaknya bisa ngabuburit di masjid Ramlie Musofa ini. Niatnya adalah baca Al Qur’an, melihat-lihat sekeliling masjid, buka puasa, solat magrib, lalu pulang.
Perjalanan dari tempat tinggal saya di daerah Salemba, Jakarta Pusat kurang lebih sekitar 20 menit dengan naik motor. Alhamdulillah hari ini perjalanan safari Ramadhan bisa berjalan lancar tanpa ada drama get lost.
This mosque is so beautiful indeed!
Tidak salah kalau masjid ini selalu masuk dalam daftar masjid yang indah di Jakarta dalam beberapa website, karena memang masjid ini punya keindahan yang luar biasa. I am not exaggerating, actually. Masjid ini mengadopsi desain Taj Mahal mulai dari bentuk hingga warnanya yang didominasi dengan warna putih.
Hanya saja sayang sekali area parkirnya sangat sempit, karena luas lahannya yang memang agak terbatas. Bagian depan masjid langsung berbatasan dengan trotoar dan jalan raya, dan tepat diseberang sana adalah Danau Sunter. Meskipun demikian, masjid ini tetap menjadi salah satu masjid yang terindah di Jakarta.
Tempat wudhu masjid ini cukup bagus, menurut saya lebih bagus dari masjid Dian Al Mahri, namun masih belum sebagus tempat wudhu masjid Istiqlal, yang bisa jadi punya tempat wudhu terbaik di Indonesia.
Masjid ini memiliki dua lantai dimana lantai dua bisa diakses dengan menggunakan tangga dan juga lift. Ya, masjid ini punya lift meskipun hanya memiliki 2 lantai.
Menunggu waktu berbuka puasa
Saya sampai di masjid ini kurang lebih pukul 16.00. Sampai disana saya memarkir motor lalu mengambil beberapa foto dari seberang jalan.
Setelah selesai mengambil beberapa foto, saya beruwdhu dan naik ke masjid untuk mengaji. Alhamdulillah bisa menyelesaikan satu Juz disana.
Setelah itu saya berkeliling sedikit di masjid ini dan mengambil beberapa foto. Pada dasarnya ukuran masjid ini tidak terlalu besar, sehingga untuk mengelilinginya tidak butuh waktu lama.
Mengambil jatah takjil
Setelah beberapa menit mengambil foto, duduk di teras masjid, saya mengambil jatah takjil yang disediakan oleh panitia masjid. Takjilnya sederhana yaitu snack bar dan segelas air kemasan.
Solat magrib, lalu ternyata ada snack lagi
Setelah selesai berbuka puasa, saya mendirikan solat magrib berjamaah dilanjutkan dengan solat sunnah. Setelah itu saya turun kebawah untuk bergegas pulang. Pada saat ingin memakai sandal, saya melihat orang-orang sedang antri untuk mengambil makanan yang dibagikan.
Panitia membagikan nasi kotak, namun pas giliran beberapa orang didepan saya, nasi kotaknya sudah habis. At least pada saat itu. Yang kami dapat adalah snack berupa bakwan dan lemper. Beberapa saat kemudian panitia mengeluarkan sekantong pembagian lagi, yang berupa nasi kotak. Haha… Memang bukan rezeki untuk dapat nasi kotak.
Setelah mendapat snack tadi, saya ke pinggir jalan tempat saya memarkir motor saya. And then off I go home.
Sekian cerita safari Ramadhan kali ini. Terima kasih telah membaca 🙂